--> Skip to main content

Probability atau Non Probability Sampling, Mana yang Lebih Baik

      Dalam melakukan penelitian, kita dihadapkan pada masalah bagaimana menentukan jumlah sampel dan target sampel yang tepat agar menghasilkan kesimpulan yang paling tepat yang mewakili kondisi karakteristik populasi yang sebenarnya. Pada penjelasan sebelumnya, saya telah menjelaskan tentang probability dan non probability sampling. Namun, dalam pelaksanaan di lapangan keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, metode probability sampling tidak selalu lebih baik dari pada non probability sampling, begitu pun sebaliknya. Hal ini bergantung pada kondisi di lapangan serta karakteristik objek penelitian.

Kelebihan probability sampling

1.     Pengambilan sampel akan lebih objektif karena dilakukan secara acak tanpa melihat baik atau buruknya kondisi objek penelitian. Setiap individu memperoleh kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel.
Contoh, BPS akan melakukan survei ubinan tanaman pangan untuk komoditi padi sawah, maka plot padi sawah yang terpilih harus dilakukan dengan probability sampling, agar semua lokasi sawah baik yang subur maupun kurang subur dapat terpilih sebagai sampel.
2.    Kesimpulan yang dihasilkan tidak sebatas pada analisis deskriptif, tetapi juga dapat dilakukan analisis inferensia.
Misalnya, rata-rata pengeluaran rumah tangga dari hasil survei sosial ekonomi nasional terhadap SEJUMLAH rumah tangga di Kabupaten A sebesar Rp 7.542.000 perkapita per tahun. Karena survei ini menggunakan probability sampling, maka nilai rata-rata pengeluaran SELURUH rumah tangga di Kabupaten A dapat di estimasi dengan menggunakan analisis inferensia.


Kekurangan probability sampling

1.    Untuk penelitian objek yang tidak memiliki master frame (kerangka sampel) metode ini sulit dilakukan, karena poada umumnya peneliti harus melakukan listing (pendaftaran) setiap individu dalam populasi, meskipun ada beberapa metode/teknik probabily sampling yang tidak membutuhkan informasi jumlah polulasi individu tersebut (dapat dibaca pada artikel berikut).
Contoh, seorang mahasiswa akan melakukan penelitian tentang perbandingan efisiensi teknis produksi keramik di Kecamatan A dan Kecamatan B. Jika ingin menggunakan probability sampling, maka dia terlebih dahulu harus mendaftar semua pengrajin keramik yang berstatus pengusaha (bukan buruh) di kedua Kecamatan tersebut.
2.        Membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang lebih besar.
       Misalnya, pada contoh di atas, untuk melakukan listing pengrajin keramik, maka mahasiswa         tersebut membutuhkan waktu penelitian yang lebih lama, tenaga yang lebih besar, dan biaya         penelitian yang lebih banyak, untuk mencapai tujuan penelitiannya. 

Kelebihan non probability sampling

1.         Membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang lebih kecil dibanding probability sampling.
Contoh, seorang mahasiswa ingin meneliti tentang minat baca masyarakat. Untuk memudahkan penelitian, dia cukup mewawancarai 60 responden yang ditemuinya di sekitar kampusnya, seperti di taman, tempat hiburan dan lain-lain.
2.     Tidak memerlukan kerangka sampel dalam memilih sampel penelitian. Yang terpenting adalah adanya populasi target yang telah ditentukan oleh peneliti.
Misalnya, pada contoh nomor 1 di atas, si mahasiswa tidak perlu membuat sample frame terlebih dahulu sebagai dasar penentuan responden yang akan diwwancarainya.

Kekurangan non probability sampling

1.        Hasil penelitian bisa jadi kurang representative karena subjektivitas peneliti dalam memilih sampel target penelitian.
Contoh, seorang peneliti ingin mengetahui efektivitas penggunaan kontrasepsi di Kecamatan A. Kemudian mengambil sampel beberapa dusun yang dekat dengan tempat tinggalnya. Maka, kesimulan yang dihasilkan nanti bisa jadi kurang representative karena ternyata dusun sekitar tempat tinggalnya merupakan orang-orang yang berpendidikan tinggi yang memahami pentingnya kualitas penduduk, bukan kuantitasnya.
2.     Analisis yang digunakan hanya sebatas analisis deskriptif saja, sehingga kesimpulan penelitian hanya untuk menggambarkan kondisi/karekteristik kumpulan individu yang menjadi sampel saja, bukan untuk mewakili keseluruhan populasi.
Misalnya, pada contoh nomor 1 di atas, kesimpulan penelitian ini hanya berlaku untuk sampel sekelompok itu saja, tidak dapat mewakili kondisi seluruh Dusun di Kecamatan Tersebut.

Beberapa jenis non probability sampling beserta contoh kongkritnya dapat dilihat pada tulisan saya Jenis-jenis non Probability Sampling
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar